Monday 1 December 2008

Kelelawar Siang

Bergelanyut, diam tapi hidup
Bersama langit-langit kira-kira 5 meter
Di kayu-kayu coklat tempatnya bertengger
Anaknya mengalun sayup-sayup
Mengiringi langkah, saatku berkeringat
Memberi nada-nada alam, saatku meninjukan jari-jari

Kelelawar siang
Aduh, sebenarnya kau membuatku kesal
Andai kupunya senapan tak mematikan
Kuraih dan mengusirmu keluar
Aku tak jahat
Keluar? Itu kan harapanmu terdalam?
Kau tak takut apa mati kelaparan?

Kelelawar siang
Mataku beratus sudah memandang
Tapi kau masih gamang
Untuk apa kau di atas cagak?
Bukankah langit malam arenamu berkacak?

Masih bergelanyut, bahkan terhanyut
Kelelawar siang lelap
Menelurkan tahi-tahi pekat
Tanpa sadar membuat gusar
Aku merengut
Mejaku tak kunikmati lahap
Kursiku termangu-mangu mengajak minggat
Aku gregetan, gusar!

Monday 27 October 2008

Satu Atap Tak Membuatnya Sama

Tak ada yang beda
Bapak dan ibunya sama
Lahir dari perjuangan rahim yang setara

Namun, namun, dan namun
Nyatanya sering membuat saraf-saraf tak melantun
Hanya gumaman, gelengan, dan pantun-pantun
Satu atap tak membuatnya sama
Berapa banyak anak yang dititipkan di sana?
Bagaimana gedung penyangga semangat membaca, membuat tautan sisi dunia?
Belum ketemu salah makan apa?
Atau, memang ada yang salah di saluran pencernaannya?

Bapak dan ibunya sama
Tapi, satu atap tak membuatnya sama
Ketika cetak biru pun di meja-meja mereka
Tetap saja!
Satu atap tak membuatnya sama

Tempe

Ayolah!
Pagi ini sarapan lauk tempe
Siang nanti juga makan pakai tempe
Malam? Tak tersisa kecuali tempe

Ayolah!
Tempe takkan pernah marah
Dia bahkan senang sarinya diperah
Protein-protein yang tak lagi terjamah
Oleh penyandang gizi buruk tak melimpah

Ayolah!
Jangan jadi pengecut rendah
Makan ikan tapi berakhlak murah
Diam-diam merebut yang bukan jatah
Mental tempe, bahkan lebih parah!

Ayolah!
Tempe tak menjadikanmu malu
Kecuali penjahat-penjahat itu
Menjadikan tempe kiasan buruk laku

Ayolah!

Tuesday 26 August 2008

Menjadikan Anak sebagai Ahli Matematika

Alangkah bahagianya orang tua bisa melihat anaknya ahli dalam setiap pelajaran. Yang menjadi masalah bagi anak-anak Indonesia biasanya, tidak menyukai pelajaran-pelajaran yang dianggapnya sulit, misalnya matematika.
Biasanya, orang tua akan mengkursuskan anaknya, untuk orang tua yang mampu. Akan tetapi, Anda sendiri sebenarnya bisa memaksimalkan kemampuan matematika anak-anak Anda. Bagaimana caranya? Berikut ini tips bagi Anda yang dirangkai dari berbagai sumber.
1. Pastikan Anak anda mengetahui konsep matematika yang ia pelajari.
Jika anak Anda tidak mengetahui dasar dari matematika, maka anak Anda hanya akan mempeelajari matematika dengan hafalan. Padahal, matematika yang dihafal itu tidaklah ada artinya. Anda dapat memberitahukan dasar-dasar matematika pada mereka, sehingga mereka akan mudah memahami soal-soal yang sulit apabila mereka mengetahui dasarnya.
2. Bantulah mereka dengan menyertakan fakta-fakta.
Penguasaan fakta dasar berarti bahwa anak dapat menjawab pertanyaan kurang dari tiga detik. Rumus praktis dapat Anda anjurkan pada anak Anda agar memperoleh respon yang cepat. Apabila anak Anda belum juga bisa memahami berilah contoh yang nyata. Misalnya, menghitung perkalian dengan memisalkan keramik yang ada pada lantai Anda.
3. Ajarkan pada anak Anda menulis angka-angka dengan teliti.
Duapuluh lima persen kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal matematika ditemukan oleh pengajar adalah kesalahan yang dikarenakan ketidaktelitian sang anak dalam menulis angka-angka. Perbaiki ketelitian anak Anda dalam menulis dan mengolah angka-angka dengan cara meneliti ulang apa latihan yang dia kerjakan.
4. Sediakan kebutuhan, yang digunakan anak Anda untuk belajar matematika, dengan cepat.
Matematika adalah sebuah subjek yang semuanya dibangun dari apa yang sebelumnya telah dipelajari. Seabagai contoh, kegagalan dalam mengetahui dasar masalah perhitungan persen biasanya disebabkan oleh sang anak tidak menguasai masalah desimal.
5. Tunjukkan bagaimana cara menyelesaikan masalah pekerjaan rumahnya
Mengerjakan tugas matematika mempertajam ilmu yang didapat dari sekolah untuk dipelajari di rumah. Ajarkan pada mereka untuk memulai mengerjakan tugas tersebut, dengan membuka buku atau mengulang pelajaran dan contoh-contoh yang telah diberikan oleh guru mereka lewat pelajaran sebelumnya disekolah. Jika kurang jelas, jelaskan padanya sampai ia bisa mengerti.
6. Dorong mereka untuk mengerjakan soal lain.
Jika guru hanya memberikan soal-soal tertentu saja, berilah pada anak Anda contoh soal yang lain. Ingat, semakin anak Anda banyak berlatih makin semakin cepat mereka membentuk kemampuan dan kepercayaan diri mereka.
7. Jelaskan bagaimana cara menyelesaikan masalah soal cerita.
Matematika mempunyai ekspresi, untuk belajar memecahkan masalah, Anda harus memecahkan masalah. Ajarkan pada anak Anda membaca soal cerita berkali-kali. Juga, suruhlah dia untuk menggambarkannya dalam bentuk soal matematika atau diagram.
8. Bantulah anak Anda mempelajari tata bahasa matematika.
Mereka tidak akan dapat matematika secara nyata, tidak pula mempelajari konsep yang lebih menantang tanpa mengetahui tata bahasanya. Periksalah bahwa anak Anda dapat menemukan dan mengikuti masalah yang baru atau bab baru. Jika tidak, ajarkan padanya untuk menggunakan model atau contoh dan masalah yang sederhana terlebih dahulu.
9. Ajarkan pada mereka untuk mengerjakan metematika ?di luar kepala"
Anak-anak kecil harus banyak menyelesaikan masalah perhitungan dengan menggunakan pensil dan kertas. Ketika membantu anak Anda menyelesaikan sebuah soal, bantulah mereka dengan mendiktekannya tanpa harus menuliskannya, sehingga anak akan berlatih menulis matematika sesuai apa yang dibayangkan.
10. Jadikanlah matematika bagian dalam hidup anak Anda.
Matematika akan lebih berarti ketika anak Anda melihat bagaimana pentingnya matematika dalam kehidupan ini, dan dapat dilihat dimana-mana. Dorong mereka menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, tanyakan pada mereka jarak suatu tumbuhan baru ke suatu titik tertentu.
Sumber :
www.tempoonline.com