Monday 1 December 2008

Kelelawar Siang

Bergelanyut, diam tapi hidup
Bersama langit-langit kira-kira 5 meter
Di kayu-kayu coklat tempatnya bertengger
Anaknya mengalun sayup-sayup
Mengiringi langkah, saatku berkeringat
Memberi nada-nada alam, saatku meninjukan jari-jari

Kelelawar siang
Aduh, sebenarnya kau membuatku kesal
Andai kupunya senapan tak mematikan
Kuraih dan mengusirmu keluar
Aku tak jahat
Keluar? Itu kan harapanmu terdalam?
Kau tak takut apa mati kelaparan?

Kelelawar siang
Mataku beratus sudah memandang
Tapi kau masih gamang
Untuk apa kau di atas cagak?
Bukankah langit malam arenamu berkacak?

Masih bergelanyut, bahkan terhanyut
Kelelawar siang lelap
Menelurkan tahi-tahi pekat
Tanpa sadar membuat gusar
Aku merengut
Mejaku tak kunikmati lahap
Kursiku termangu-mangu mengajak minggat
Aku gregetan, gusar!